Foto by samosir green
Saya pernah mengalami hal yang sama seperti yang ada pada gambar diatas, gambar diatas yakni gambar pertandingan sepakbola anak-anak SD pastinya, posisi yang pernah saya alami ketika se-usia mereka, bermain sepak bola sudah menjadi ritual khusus bagi anak-anak cowo sewakti SD dan ini wajib berlangsung saat jam istirahat belajar, kita menikmati pertandingan ini setiap harinya walau hanya di lapangan yang berukuran kecil, anda bisa bayangkan lapangan sekolah yang hanya seukuran petak atau mungkin 20 x 20 m bisa jadi, tentunya dengan lapangan yang sedemikian sempit jumlah pemain satu tim itu hanya berjumlah 5 orang, kita tidak tahu itu kebetulan atau memang karna pada dasarnya jumlah pemain sepakbola itu kita tidak tahu ada berapa orang. Kemudian saya ingat betul untuk gawang kita hanya menggunakan topi, atau kadang sepatu sekolah kita dengan ukuran 3 langkah biasanya.
Pertandingan yang rutin kita lakukan ini tentunya semata-mata bukan hanya sekedar bermain untuk asyik-asyikan saja tentunya ada target khusus yang ingin di capai yakni pertandingan sepakbola antar Sekolah dasar yang di adakan satu bulan sebelum acara 17 agustus setiap tahunnya. Dan pemain yang berhak mengikuti kompetisi ini sebenarnya bebas dari kelas 4, 5, atau 6, tapi waktu masih kanak-kanak wajib hukumnya anak senior atau kelas 6 yang mengikuti, karna merasa sudah paling hebat klo udah kelas 6.
Waktu berlalu, akhirnya sampai ke kompetisi sebenarnya, setelah pencabutan nomor akhirnya kita bertemu dengan salah satu SD yang kebetulan tuan rumah di lapangan tersebut (tanah lapang), satu-satunya lapangan yang cukup bagus pada zamannya di pangururan.
Oke, pertandingan di mulai yang anehnya pertandingan hanya 2 x 35 menit bukan 2 x 45 yang memang pada umumnya, tapi kita ikuti saja, maklum.. hehe…
hingga pertandingan berakhir banyak skor yang tercipta, tapi skor sama antara SD saya, SD sidaludalu (yang paling fenomenal) vs SD Inpres tanah lapang, berhubung karna dalam pertandingan ini sistem gugur maka pada akhir pertandingan diadakan adu pinalti, sehingga akan menghasilkan pemenang untuk masuk ke babak selanjutnya. Saat itu saya menjadi orang yang di percaya untuk menjaga gawang dari tendangan teman-teman yang lain, dalam adu pinalti semua jadi sangat menakutkan, tahu kenapa??
Alasannya ada pada gambar di atas, bukan seperti lazimnya yang menendang bola yang ada di area kotak pinalti, tapi kalo di kampung-kampung seperti tempat saya, semua penonton masuk kotak pinalti,sehingga menambah rasa grogi dan degdegan, alhasil semua tendangan masuk, tak ada yang di tepis, begitu juga lawan tanding kami, satu hal yang membuat tim kami kalah, satu tendangan teman melesat jauh mengenai penonton… hehe, just sharing pengalaman dulu setelah lihat foto ini jadi ingat masa lalu…
