Latest News
Sunday, October 7, 2012

Sekolah Kami Terbakar Saat Jemaat Menyambut Komuni

Sumber : Jabalos Sombolon Note's

Lonceng Gereja Inkulturasi Santo Mikhael Pangururan, nyaring berdentang memecah keheningan Minggu pagi, pukul 09.25 WIB. Saat itu, Pastor Herman Nainggolan OFM Cap yang memimpin misa, tengah memberi komuni (hosti) kepada jemaat. Jemaat Katolik langsung merespon tanda bunyi lonceng itu. Rupanya, gedung di kawasan SMA Santo Mikhael, tengah dilalap si jago merah yang menyisakan puing-puing dan arang menghitam.

-----------------------

Prosesi misa tengah berjalan. Saya sendiri yang duduk di bangku ketiga dari depan, sedang marsinggang (berdoa) sebagai ungkapan rasa syukur setelah menerima komunii. Lonceng gereja (giring - giring) tak jua berhenti. "Ada kebakaran," bisik Sintua Silalahi yang duduk di sebelah kiri saya. Jemaat lainnya masing berbaris mengarah ke altar, untuk menyambut komuni.
Sekolah Kami Terbakar Saat Jemaat Menyambut KomuniKami bergegas ke halaman gereja dan melihat kepulan api dan asap membumbung tinggi di kompleks SMA Santo Mikhael, kira-kira 200 meter dari gereja. Spontan saja, kami berlari ke arah lokasi. Sintua yang ikut keluar, mencoba mengarahkan jemaat lainnya khususnya anak-anak supaya kembali ke dalam gereja melanjutkan prosesi misa.
Tiba di lokasi, warga setempat dan jemaat Katolik mulai menghambur. Suasananya panik. Ada yang mengangkat ember berisi air, mencoba memblokade api. Kebakaran masih terbatas di gedung tua, gereja Katolik yang lama. Posisi bangunan tua ini, diapit gedung SMP Budi Mulia, Aula Paroki Santo Mikhael dan SMA Santo Mikhael. Gedung tua itu, dipakai sebagai tempat tinggal tukang. Dari gedung inilah api merambat ke gedung sekolah.
Di dekat aula, warga yang peduli mencoba memblok api supaya tidak merambah ke aula. Lidah api sudah menjiat-jilat atas bangunan toilet umum yang hanya dipisahkan gang ukuran satu meter dari gedung tua itu. Tak lama kemudian, satu unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Samosir, sampai di lokasi. Regu pemadam dengan tanpa pakaian pengaman (safety) menyiram api yang membumbung tinggi. Kewalahan...
Sementara di halaman SMA Santo Mikhael, kami bahu membahu menyiram plafon, melempar meja dan kursi dari ruang belajar dari lantai II (dulu ruangan perpustakaan di sebelah kelas A1, Fisika tempat Nurmala Naibaho , Landen Simbolon , Jamaluddin Naibaho ) belajar ilmu. Para warga jelas kewalahan. Api pun mulai membakar plafon di lantai II, akibat dinding gereja tua rubuh ke arah dinding gedung SMA Santo Mikhael.
Kami mencoba menjebol plafon, agar asap dan panas tidak terkurung di dalamnya. Karena asap mulai memenuhi ruangan, kami bergegas ke selasar dan mencoba menjebol ruang perpustakaan. Rupanya, lidah api begitu cepat menjalar di bawah atap, di atas plafon. Buku - buku yang berada di perpustakaan besar itu, mulai terbakar.


Semua yang berupaya keras memblokade api, terpaksa mundur karena api semakin dekat.  Panas, asap menghitam, batuk dan menyesakkan paru -paru. Lalu mencoba menjebol laboratorium komputer di lantai II. Bahu - membahu memindahkan PC ke halaman sekolah. Di lantai I, warga lainnya menjebol ruang data dan arsip. Di ruangan itu, data dan arsip seluruh kegiatan sekolah sejak berdiri dan menerima siswa angkatan pertama tahun 1992 (saya dan teman - teman angkatan kedua ). Termasuk ijazah di simpan di sana.
Gereja tua santo Mikhael TerbakarKarena daun pintu terbuat dari kayu kelas I, kayu keras (ciri bangunan Yayasan Katolik), pintu sangat susah dijebol. Sedangkan kaca nako di lab komputer, dilengkapi terali. Komputer - komputer yang masih tergolong baru itu, hanya sebagian yang dapat diselamatkan. Monitor nya semua terbakar, karena tak sempat lagi di keluarkan.  "Regu dadakan" yang mengeakuasi aset dan barang di lab komputer keluar karena asap semakin menyesakkan paru - paru akibat benda elektronik yang terbakar. "Kita mundur lae" teriak Sihaloho, seorang jemaat Katolik.
Mobil pemadam kebakaran yang awalnya menyiram kobaran api dari sisi timur, beralih ke sisi selatan tepatnya dari halaman sekolah. Butuh waktu 20 menit untuk memindahkan saja, karena harus berkeliling dari Pekan Inpres Pangururan, sejauh satu kilometer. Segera saja ujung selang diarahkan ke atap gedung ruangan di lantai II, ruang kelas jurusan Fisika (III A1) dulu. Ruangan itu, tempat saya duduk terakhir sebelum tamat dari sekolah ini. Sehingga, api tidak sampai melalap bangunan sekolah pertama.
Lagi - lagi karena keterbatasan keuangan Pemkab Samosir, mobil pemadam yang satu unit yang stand by di Kecamatan Pangururan. Mobil pemadam yang stand by di Kecamatan Simanindo dan Nainggolan, sangat jauh. Api terus membumbung di atap ruang perpustakaan. Buku - buku ilmu pengetahuan itu turut memicu jilatan si jago merah kian meninggi.
Dalam situasi begitu, sebagian ada yang menangis di halaman, ada yang marah, gugup. Sebagian besar berupa mengatasi situasi dengan serba terbatas. Suasana kian mencekap karena asap keluar cetak rangka atap SD Santo Mikhael, yang masih berada di ujung bangunan. "Amangoi Tuhan, matutung nama hape luhut on (Tuhan .... musnah lah ini semua)," teriak seseorang yang berada tak jauh di samping saya.
Begitu pun, tak ada kata pasrah. Ruang laboratorium kimia, fisika, biologi di lantai I dicoba diamankan. Untuk menjaga hal - hal terburuk, saya panggil teman di ruang lab. Karena di ruangan itu, banyak benda dan bahan - bahan mudah terbakar.

santo Mikhael TerbakarDemikian juga ruangan museum, tempat penyimpanan alat - alat musik, benda - benda seni, ukiran. Alat musik tradisional dan modern ada di ruangan ujung lorong itu. Karena posisinya di sudut, api tidak memusnahkan isi ruangan itu. Saya kembali ke lantai II. Bersama teman - teman, berusaha menjebol plafon di ruangan belum terbakar, agar hawa panas keluar dari perangkap atap yang memicu api cepat menjalar. Upaya pemadaman berjalan tanpa komando resmi yang standar dalam memadamkan kebakaran di gedung bertingkat.

Jonni Sihotang, yang juga wakil ketua DPRD Samosir berteriak keras dari atas mobil pemadam kepada saya, agar ujung selang diarahkan ke rabung atap. "Jabalos.... suruh mereka arahkan selang itu ke atap" teriaknya. Saya maklum, ia juga panik. Seorang dari regu pemadam, saya mintakan untuk memanjat. Api masih kecil di atap, di sebelah ruang lab komputer langsung disemprot. Basah... panas ... batuk karena menghirup asap..

Begitulah, peristiwanya begitu cepat. Barang, buku, dokumen penting, aset sekolah berantakan entah kemana. Tercecer saat memindahkan. Ada yang sampai tiga kali dipindahkan. Semua prihatin dan membantu ikut memadamkan api. Menjelang siang hari, api dapat diatasi. Seorang pengusaha air minum, turut membantu melansir air dari danau. Agar mobil pemadam dapat bertahan di lokasi. Satu mobil pemadam yang datang belakangan, kebagian menyiram kayu - kayu rangka bangunan yang masih mengepulkan asap. Tak ada korban jiwa atas kejadian kebakaran itu. Namun, seorang anggota regu pemadam mengalami luka di kepalanya akibat benda jatuh dari atap gedung.

Menurut Pastor Herman Nainggolan dan Kepala SMA Santo Mikhael Pangururan, B Naibaho, kerugian akibat kebakaran tersebut belum dapat dipastikan nilai nominalnya. "Miliaran rupiah" katanya menjawab wartawan ketika kami sama - sama di lantai II, untuk proses pembersihan sisa - sisa terbakar. "Sebaiknya para alumni membuat suatu gerakan kemanusiaan, untuk membangun sekolah kita ini kembali," kata B. Naibaho kepada saya. "Saya coba nanti komunikasi kan kepada teman - teman alumni, bagaimana cara terbaik untuk itu. Yang penting saat ini, kegiatan sekolah tetap berjalan seperti biasa," jawab saya.

Sebelum pulang ke rumah mengganti pakaian yang kotor dan basah, saya pamit kepada Pastor Herman Nainggolan, dan menatap wajahnya yang sendu. Ia juga sangat lelah. Di atas kendaraan saat pulang ke rumah, saya membatin," kebakaran itu terjadi saat jemaat hening menyambut komuni. Dan, komuni (Tubuh dan Darah Kristus yang saya sambut dari imam, Minggu pagi tengah menempel di lidah.. Kejadian - kejadian di alam semesta ini memang tidak bisa diprediksi."

Pangururan, 07 Oktober 2012

sentaby : Jabalos Simbolon
Alumni SMA Santo Mikhael
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Sekolah Kami Terbakar Saat Jemaat Menyambut Komuni Rating: 5 Reviewed By: kevin