Ketika ku bertemu malam, aku mendapati kesepian di sudut kamar ini, kesepian yang hampir hadir dalam tiap malam ku, hanya ada suara burung, ada suara ayam dan sesekali terdengar suara kendaraan di pinggir jalan.
Ketika ku bertemu malam aku mendapati hari ku telah berakhir hari ini, hari yang akan kudapati satu minggu lagi, tapi tak waktu yang ku bisa kembalikan, aku akan bertemu pagi hari yang baru, pagi yang hampir tak tersentuh olehku di tahun ini, pagi selalu menjadi mimpi di tidurku.
Ketika kubertemu malam, aku mendapati sisa sisa waktuku di kota ini, melenyapkan pagi di alam tidurku, hanya ada siang ditiap bangun tidurku. Tak ada harapan pagi yang ku harapkan, tak ada sinar matahari yang menyinari ruang kamar ku.
Ketika ku bertemu malam, aku hanya bisa melihat diriku dalam cermin di dalam kamarku, aku yang masih sendiri mencari jati diri, berusaha lari dari comfort zone, tapi itu hanya anganku, sulit untuk kulakukan.
Ketika ku bertemu malam, aku mendapati diriku seakan tak kekurangan apapun, begitu juga mereka yang mungkin melihat dan kadang memperhatikanku dengan sini dengan tatapan yang tajam yang mungkin ikut memikirkan aku. Aku yang sendiri yang seakan tak punya tujuan kedepannya.
Dan suatu saat ketika aku bertemu malam, aku ingin di suatu kota yang mungkin lebih baik dari kota ini dimana sekarang aku berada, tapi ah rasanya tak mungkin, taka da kota sebaik dan seluarbiasa kota ini, kota yang penuh keramahan, senyum dan canda tawa di setiap sudut, kota penuh kearifan budaya, dan sopan santun.
Hanya saja tak kudapati itu di kota lain baik dari cerita meraka para sahabat yang sudah lebih dulu melangkah dari kota ini.
Aku diam, duduk, dan besok mungkin sama seperti yang mereka lihat di keseharian ku, tapi yakinlah aku punya mimpi dan harapan sama seperti yang kalian impikan, hanya saja caraku berbeda dan nyaris tidak dalam pikiran kalian. Inilah aku dengan kehidupanku yang penuh teka teki yang nyaris melingkar, hmm tapi teka teki seperti apa yang melingkar? Just dream it.
